keunikan dan kebudayaan kota Banyuwangi
Kabupaten
Banyuwangi dalam bahasa osing
: Byanyuwangai, Hanacaraka : ꦨꦾꦪꦸꦮꦔꦆ /ᬩ᭄ᬬᬜᬸᬯᬗᬇ, Pegon:
كَبُڤَتَينْ بَاڽُوَاڠِ), adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa
Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Banyuwanigi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau
Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten
terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas
wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2). Di pesisir Kabupaten Banyuwangi,
terdapat Pelabuhan Ketapang,
yang merupakan perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan
Gilimanuk).
Sejarah Banyuwangi tidak lepas dari
sejarah Kerajaan Blambangan . Pada pertengahan abad
ke-17, Banyuwangi merupakan bagian dari Kerajaan
Hindu Blambangan yang dipimpin oleh Pangeran Tawang Alun .
Banyuangi juga mempunyai tokoh sejarah fiksi yang terkenal seperti Putri Sri
Tanjung dan Minakjinggo.
City of magic, sepertinya tak berlebihan menggambarkan kota di ujung
timur pulau jawa ini. Banyuwangi, kota yang berbatasan dengan kabupaten
situbondo di bagian utara, selat bali di bagian timur dan samudra hindia di
bagian selatan. selama ini kita mungkin taka sing lagi dengan beberapa icon
dari kota banyuwangi yang telah mendunia. sebut saja kawah ijen dengan kecantikan
alamnya yang menghipnotis, dan pantai pelengkung yang menjadi salah satu pantai
dengan ombak berkelas dunia.Namun ternyata kota yang memiliki semboyan the sunrise of java ini tak hanya memukau dengan keindahan alamnya. Karena berbagai seni dan budaya asli masih hidup di kota blambangan ini. bahkan beberapa kesenian ini menjadi asset yang cukup menarik perhatian wisatawan lokal maupun internasional. Sebut saja tarian gandrung yang begitu menghipnotis atau tari seblang yang seolah kaya akan nuansa mistis, Atau tarian kebo keboan yang tak kalah maknanya.
Festival Gandrung Sewu
Gandrung sewu adalah tarian yang di ikuti oleh 1250 penari gandrung. Para penari yang sebagian besar para pelajar ini dipilih dari beberapa sanggar tari dan dipersiapkan sekitar satu bulan lamanya. Tak heran bila saat gladih bersih digelar sehari sebelumnya pun kekompakan dan keindahan sudah terlihat dari penerus tari turun temurun tersebut.Bertempat di pantai boom dan berlatar selat bali, saat hari h semua mata seakan terhipnotis dengan keindahan para penari dengan busana dominan berwarna merah ini. tarian ribuan gandrung ini terlihat begitu indah, meriah dan spektakuler. Bukan itu saja, antusias turis asing seperti marina debosova dari Slovakia, maria Garcia dari Venezuela dan georgana dari Rumania turut ambil serta dalam gandrung sewu yang bertema seblang subuh ini.
Pada penyelenggaraan tahun ke tiga ini festival gandrung sewu dikemas lengkap dengan iringan music rancak dan sentuhan teatrikal yang mempunyai makna permohonan ampun kepada yang maha kuasa.
Boleh dikatakan kesenian asli banyuwangi yang pertama adalah tari gandrung. Menurut sejarahnya gandrung sendiri diartikan sebagai terpesonanya masyarakat blambangan yang agraris kepada dewi padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Kesenian tari gandrung banyuwangi lahir pada masa sengsara . semua bermula saat belanda ingin menguasai kerajaan blambangan di banyuwangi. Perang besar pun tak terhindarkan, masyarakat blambangan yang tak ingin dijajah melawan dan bertempur sengit pada tanggal 18 desember 1771 lewat pertempuran dahsyat yang disebut puputan bayu.
Kesenian gandrung banyuwangi muncul banyuwangi bersamaan dibabatnya hutan tirta gonda atau tirta arum untuk membangun ibukota blambangan. Untuk memulai dan menata kehidupan yang baik terciptalah seni tarian gandrung yang pada mulanya di bawa oleh kaum lelaki yang membawa peralatan music berapa gendang dan beberapa rebana.
Konon kenapa gandrung diperankan oleh laki laki, karena menurut masyarakat tradisional blambangan tidak pantas bagi seorang wanita yang menari terus menerus dari malam hingga pagi. Dalam perkembangannya, tari gandrung sudah menjadi bagian hidup suku asli banyuwangi osing.
Pada awalnya penari gandrung memang dibawakan oleh seorang pria atau biasa disebut gandrung marsan. Namun lambat laun sesuai dengan perkembangan jaman gandrung berkembang dan mulai dibawakan perempuan. Karena tak heran jika sampai saat ini bisa ditemui gandrung yang dibawakan oleh pria.
Tari Seblang
Selain gandrung, kesenian atau tarian khas banyuwangi yang tak kalah indah dan penuh kisah berikutnya adalah tari seblang. Seblang adalah sebuah ritual tradisional khas suku osing. Tarian seblang dipentaskan sebagai bentuk dan rasa syukur masyarakat banyuwangi dan menolak balak agar desa tetap aman dan tentram.Untuk para penari yang akan membawakan tari seblang haruslah keturunan dari penari sebelumnya dan dipilih langsung oleh dukun setempat. Hiasan padi, tebu dan tanaman lainnya adalah lambing dari kesuburan yang patut disyukuri.
Tari Janger
Kebo Keboan
Dan kesenian asli banyuwangi lainnya adalah ritual kebo keboan yang juga merupakan tradisi khas suku osing. Ritual ini dilakukan untuk memohon kepada tuhan agar panen mereka subur dan dijauhi oleh mala petaka. Penggunaan lambing kerbau dipakai karena kerbau merupakan mitra kerja para petani yang setia menemani disawah.Sementara kerbau yang diperankan oleh manusia kian melambangkan hubungan khusus antara kerbau dan para petani. Ritual kebo keboan dibagi dalam beberapa tahapan yakni tujuh hari sebelum pelaksanaan sang pawang melakukan meditasi di beberapa tempat yang dianggap keramat.
selain memiliki banyak kebudayaan Banyuwangi juga memiliki suatu makanan yang khas
Rujak Soto
Kuliner yang satu ini sudah
menjadi kuliner yang wajib diburu jika berkunjung ke Banyuwangi. Rujak soto
adalah perpaduan rujak sayur yang disiram dengan guyuran kuah soto dengan
irisan daging dan babat. Mau pedas atau tidak tinggal pesan sesuai dengan selera.
Jika masih lapar bisa tambahkan potongan lontong. Rujak soto ini cocok
dinikmati sebagai makan siang. Jika tidak ada waktu untuk datang ke warung
rujak soto, jangan khawatir karena kuliner yang satu ini sudah bisa dipesan
melalui ojek online. Kabupaten Banyuwangi menggelar Festival Sego Tempong di
Taman Blambangan, Sabtu (28/3/2015).(KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI )
Sego Tempong
Buat pecinta pedas wajib
cicip Sego Tempong. Nasi putih panas, di nikmati dengan sayur-sayuran rebus
plus sambel mentah yang dikenal dengan nama sambal tempong yang artinya
menampar. Pedasnya benar-benar seperti kena tamparan. Untuk lauknya tinggal
pilih mulai dari gimbal jagung, ikan asin, pepes ikan laut, ayam goreng, telur
dadar tinggal pilih. Rasa segar dan pedasnya Sego Tempong Banyuwangi in tetap
makan lagi dan lagi. Sego tempong pas dinikmati malam hari tetapi beberapa
warung juga menyediakan sego tempong sebagai menu makan siang. Pecel pitik
salah satu makanan khas Kabupaten Banuuwangi yang hanya munc saat selamatan desa(Ira
Rachmawati / Kompas.com / Banyuwangi)
Pindang Koyong
Sensasi pedas asam langsung
terasa ketika mencicipi kuah pindang koyong. Bagi yang suka ikan, pindang
koyong ini harus dicoba. Kuahnya bening dengan potongan belimbing sayur dan
cabai rawit cocok dengan daging ikan yang lembut, apalagi jika sudah menemukan
pindang koyong kepala ikan. Bisa dijamin, Anda tak akan berhenti makan sampai
suapan terakhir. Ayam Pedas Mbok Wo wajib di nikmati saat anda datangke
Banyuwangi(Ira Rachmawati / Kompas.com / Banyuwangi)
Ayam pedas
Kuliner yang satu ini banyak ditemukan di wilayah Banyuwangi bagian
selatan. Ayam pedas terdiri dari potongan ayam yang sudah dibakar lalu dicampur
dengan kuah santan yang tidak begitu kental tapi pedasnya luar biasa. Dalam
satu porsi kadang dilengkapi dengan hati ayam dan telur ayam rebus. Rekomendasi
jika makan ayam pedas adalah makan menggunakan sendok karena jika tidak
terbiasa makan langsung menggunakan tangan akan terasa panas walaupun sudah
dicuci berulang-ulang.
Selain keunikan budaya dan makan yang khas , Banyuwangi juga memiliki destinasi wisata yang menarik untuk di kunjungi.
Taman Nasional Baluran, Little Africa di Jawa
blog.airyrooms.com
Ingin merasakan
panasnya padang savana, tapi gak mau jauh-jauh ke Afrika? Kamu bisa mengunjungi
Taman Nasional Baluran yang terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan
Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Taman Nasional seluas
25.000 hektar ini menyajikan suasana seperti sedang berada di padang savana di
Afrika. Padang rumputnya berwarna kekuning-kuningan dengan Gunung Baluran yang
berdiri kokoh sebagai backgroundnya. Taman Nasional ini memiliki
444 jenis tumbuhan yang diantaranya adalah tumbuhan asli dan mampu beradaptasi
dalam kondisi yang sangat kering, serta 155 spesies burung dan 26 jenis satwa
diantaranya, kerbau liar, monyet, rusa, kijang, macan tutul, kancil, kucing
bakau, dan banteng yang merupakan ikon dari Taman Nasional ini.
Taman Nasional ini
mendapat julukan Africa Van Java lantaran suasana yang disuguhkan benar-benar
seperti berada di Afrika. Padang rumputnya berwarna kekuning-kuningan lantaran
jarang tersirami oleh air serta pepohonan yang menggurgurkan daunnya
karena beradaptasi dengan alam yang begitu panas.
Pulau merah
Pulau Merah pada mulanya memiliki nama Pantai Ringin Pitu.
Konon, pantai ini berubah nama menjadi Pulau Merah karena warna tanah dan
pasirnya yang kemerahan dari pulau setinggi 200 meter yang berada di tengah
pantai ini. Pulau kecil yang berada di pantai Desa Sumberagung, Kabupaten
Banyuwangi ini berhasil memikat wisatawan melalui bentuknya yang menyerupai
pegunungan yang berada di tengah pantai.
Selain itu, perpaduan kejernihan airnya yang seperti kristal
dengan pasir putihnya yang menghampar sejauh 3 km, tentu menjadi nilai plus bagi tempat
wisata ini. Ketika air laut surut, para pengunjung dapat berjalan kaki
menikmati pulau kecil yang berada di tengah pantai ini.
Pantai yang akan dijadikan sebagai destinasi untuk berselancar
nomor 2 setelah Pantai Plengkung ini ternyata punya kembaran di belahan
bumi yang lain, yaitu Pantai Baia Do Sancho di Brazil. Kedua pantai ini
dikatakan mirip karena sama-sama memiliki batu besar atau pulau yang berada di
tengah pantainya.
Perbedaannya
hanya terletak pada jumlah pulaunya, jika di Pulau Merah memiliki satu pulau,
maka dia Pantai Baia Do Sancho Brazil memiliki 2 pulau sebagai ikon dari pantai
tersebut
Wedi ireng
Pantai Wedi Ireng yang berada di Dusun Pancer, Desa Sumberagung,
Kabupaten Banyuwangi atau searah dengan Pulau Merah ini sekilas mirip dengan
Wineglass Bay yang berada di Australia. Kedua pantai ini jika dilihat dari atas
sama-sama berbentuk sabit.
Perbedaannya, pasir Wineglass Bay berwarna putih dengan latar
belakang puncak granit merah. Sedangkan di Pantai Wedi Ireng terdapat 2 macam
pasir, yaitu pasir halus berwarna putih dan pasir coklat yang agak kasar.
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah mengapa pantai ini disebut
Wedi wyang berarti pasir yang berwarna hitam sedangakan nyatanya pasir di
pantai ini berwarna putih? Jawabannya bisa kamu dapatkan dengan menggali pasir
di pantai ini. Ternyata dibalik pasirnya yang putih didalamnya menyimpan
butiran pasir hitam, inilah alasan mengapa pantai ini disebut Wedi Ireng.
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Banyuwangi , https://travel.kompas.com/read/2017/12/25/200000527/7-makanan-khas-banyuwangi-siapkan-perut-anda , https://www.idntimes.com/travel/destination/camelia-safitri/wisata-alam-banyuwangi-c1c2/full .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar